Metode Pembelajaran Verbal Bebas

Terdapat beberapa definisi mengenai metode pembelajaran. Menurut T. Raka Joni 1993 (Abimanyu 2008: 2.5), mengemukakan metode pembelajaran sebagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan.

Sedangkan menurut Sudrajat (2008), metode pembelajaran sanggup diartikan sebagai cara yang dipakai untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan aktual dan mudah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang sanggup dipakai untuk mengimplementasikan taktik pembelajaran.

Berdasarkan pengertian-pengertian metode di atas sanggup disimpulkan definisi dari metode pembelajaran yaitu cara yang dipakai dalam melaksananakan rencana pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya semoga tercapai tujuan yang diharapkan.

Pengertian Metode Ekspresi Bebas
Metode verbal bebas merupakan suatu metode yang  memberi keleluasaan berekspresi pada bawah umur untuk mengungkapkan pandangan gres atau perasaannya ke dalam bentuk karya seni rupa tanpa dibatasi oleh hambatan-hambatan yang timbul dari ketentuan-ketentuan teknis yang konvensional di dalam membuat gambar (Garha 1982: 54).

Metode verbal bebas dipakai untuk memberi keleluasaan kepada siswa untuk mengekspresikan perasaannya ke dalam penciptaan karya seni. Proses penciptaan seni dalam metode ini dimulai dari penentuan tema yaitu isi ungkapan yang akan disampaikan, media yaitu materi dan alat yang dipilih untuk dipakai siswa dalam mewujudkan bentuk ungkapan seni, dan gaya ungkapan yaitu ungkapan seni yang sifatnya sangat individual sehingga setiap siswa akan menghasilkan karya seni yang berbeda-beda, (Ganda: 2011).

Metode verbal bebas seringkali disalahartikan menjadi “menggambar bebas”, atau “menggambar sesuka hati”. Guru hanya mengintruksikan kepada siswa untuk melaksanakan kegiatan tanpa isyarat dan tuntunan. Akibat yang terjadi ialah unsur verbal yang menjadi tuntutan dari metode ini terabaikan, sehingga hasil gambar siswa sering menyimpang dari tuntutan  menggambar ekspresi.

Jika kondisi di atas dibiarkan begitu saja maka pengaruh yang terjadi siswa menjadi jenuh dan segan untuk mengikuti mata pelajaran pendidikan seni rupa. Corak gambar siswa menjadi stereotype (bentuknya “begitu-begitu” saja, tak ada perkembangan). Objek gambar juga tidak banyak bervariasi, pada umumnya berkutat pada sawah, gunung, atau matahari.

Metode verbal bebas berdasarkan Ganda (2011), intinya ialah suatu cara untuk membelajarkan siswa semoga sanggup mencurahkan isi hatinya dalam bentuk karya seni rupa.

Agar metode verbal bebas  sanggup tercapai secara maksimal, maka guru perlu melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Menawarkan dan menetapkan beberapa pilihan tema sebagai perangsang daya cipta.
  2. Menetapkan beberapa pilihan media/bahan yang cocok, contohnya cat air, oil pastel, tinta bak, cat plakat dan sebagainya.
  3. Menjelaskan jenis kertas serta alasan pemilihan kertas tersebut.
  4. Menjelaskan bentuk kegiatan menggambar tersebut, apakah bentuk denah atau berbentuk lukisan.
Ada beberapa batasan dalam pelaksanaan metode verbal bebas yang didasarkan pada alasan psikologis. Pertama, walaupun pendidikan dan psikologis menyarankan kebebasan untuk berekspresi bagi pengembangan yang menyeluruh, namun tidak menolak bimbingan. Kedua, yang dibenarkan ialah pengembangan kreatiif siswa membutuhkan stimulasi dengan hati-hati dan pertimbangan-pertimbangan matang, dalam wujud motivasi pada setiap langkah kegiatan pembelajaran (Muharam 1993:57). 

Maka dalam metode verbal bebas ini kehadiran guru tetap diharapkan meskipun persentasinya sangat kecil. Kondisi ini sangat berarti bagi siswa yang mempunyai motivasi tinggi untuk belajar, namun bagi siswa yang mempunyai motivasi rendah, kondisi ini sanggup disalahgunakan untuk bermain-main. Di sisi lain disadari hakikat pendidikan yaitu mengubah, membiasakan dan mengarahkan sikap siswa ke arah yang positif. Untuk itu, tentunya dalam sistem pendidikan memerlukan sejumlah piranti yang mengatur kegiatan pendidikan.

Dalam hal penerapan metode verbal bebas guru harus senantiasa menegakkan kebebasan yang bertanggungjawab (Sukarya 2010: 11.24). Kebebasan bertanggungjawab ini mempunyai maksud bahwa guru harus bisa membuat kondisi berguru yang  tidak mengikat verbal siswa dalam berekspresi, namun tetap pada kondisi yang tertib.

Dapat disimpulkan, metode verbal bebas ialah metode yang membelajarkan cara mengungkapkan pandangan gres maupun perasaan ke dalam karya seni rupa dengan menerapkan kebebasan namun tetap dibentengi bimbingan guru semoga tetap pada kondisi yang bebas bertanggungjawab.


Abimanyu, Soli. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti

Ganda Prawira, Nanang. 2011. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Seni Rupa. On line available at file.upi.edu/Direktori/ FPBS/ JUR_PEND.../ModulMGP.pdf.

Garha, Oho. 1982. Pendidikan Kesenian Seni Rupa III. Jakarta: CV. Jasanku

Muharam dan Sundariyati, W. 1993. Pendidikan Kesenian II (Seni Rupa). Jakarta: Debdikbud Dikti

Sukarya, Zakaria, dkk. 2010. Dasar-dasar Seni Rupa. Jakarta: Dirjen Dikti

Sudrajat, Akhmad. 2008. Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran. Online at akhmadsudrajat.wordpress.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penerapan Disiplin Dalam Pembelajaran

Model Pembelajaran Role Playing (Bermain Peran)

Model Pembelajaran Nht (Numbered Heads Together)