Metode Inquiry, Pengertian Dan Penerapan

Metode Inquiry, Pengertian dan Penerapan


Metode pembelajaran merupakan suatu planning mengajar yang mem­perhatikan teladan pembelajaran tertentu. Model-model pembelajaran berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan penerima didik. Guru yang profesional dituntut bisa pengembangkan model perbelajaran, baik teoritik maupun praktek, yang mencakup beberapa aspek­ antaranya: konsep, prinsip, dan teknik. Memilih model yang sempurna merupakan persyaratan untuk membantu siswa dalam rangka men­capai tujuan pengajaran. Model pembelajaran kuat secara tangsung terhadap keberhasilan mencar ilmu siswa. Diantara beberapa metode pembelajaran diantaranya yaitu igkuiri.

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang sanggup diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu balasan terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya.[1] Pertanyaan ilmiah yaitu pertanyaan yang sanggup mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapat isu dengan melaksanakan observasi dan atau eksperimen untuk mencari balasan atau memecahkan duduk kasus terhadap pertanyaan atau rumusan masalah. Metode inkuiri yaitu metode yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melaksanakan eksperimen sendiri secara luas biar melihat apa yang terjadi, ingin melaksanakan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan inovasi yang satu dengan inovasi yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan penerima didik lain.

Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan mencakup kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, meng-evaluasi buku dan sumber-sumber isu lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan memakai alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta menciptakan prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya. Inquiri adalah penyampaian materi pelajaran dan member kesempatan kepada siswa untuk mencar ilmu menyebarkan potensi intelektualnya dalam jaringan kegiatan yang di susunya sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai balasan yang meyakinkan terhadap permasalahan yang di hadapkan kepadanya melalui pelacakan data dan isu sertapemikiran yang logis, kritis dan sistematis.[2]
Metode Inquiry; Penggunaan inkuiri harus memperhatikan beberapa prinsip, yaitu berorientasi pada pengembangan intelektual (pengembangan kemampuan berfikir), prinsip interaksi (interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan), prinsip bertanya (guru sebagai penanya), prinsip mencar ilmu untuk berfikir (learning how to think), prinsip keterbukaan (menyediakan ruang untuk memperlihatkan kesempatan kepada siswa menyebarkan hipotesis dan secara terbuka menandakan kebenaran ipotesis yang diajukan). Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama Strategi Pembelajaran Inkuiri: [3] 

Strategi inkuiri menekankan pada acara siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya penerima didik jadikan subyek belajar. Seluruh acara yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan balasan sendiri dari suatu yang dipertanyakan. Strategi inkuiri ini menempatkan guru sebagai fasilitator dan motivator, bukan sebagai sumber mencar ilmu yang menjelaskan saja.  Tujuan dari penggunaan strategi inkuiri adalah menyebarkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau menyebarkan kemampuan intelektual sebagai bab proses mental.
melalui penggunaan medote inquiri akan efektif  apabila sanggup diaplikasikan beberapa hal berikut : Guru mengharapkan siswa sanggup menemukan sendiri balasan dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan . Jika materi pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.   Jika proses pembelajaran berangkat dari ingin tahu siswa terhadap sesuatu. Jika akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata mempunyai kemampuan dan kemampuan berpikir. Jika siswa yang mencar ilmu tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru. Jika guru mempunyai waktu yang cukup untuk memakai pendekatan yang berpusat pada siswa. [4 
Penerapan metode inquiri dalam pembelajaran dan pengembangan strategi  pembelajaran pada sutau mata pelajaaran  dapat dialakukan sebagai berikut: Pendidik membagi penerima didik dalam dua kelompok. Misalnya kelompok pro dan kontra. Untuk memilih beliau berada di kelompok pro atau kontra, maka pendidik memperlihatkan pertanyaan yang ditujukan kepada mereka. Bagi yang mempunyai balasan setuju, maka ia masuk dalam kelompok yang pro begitu juga dengan yang tidak setuju, maka ia akan masuk pada kelompok kontra. Jumlah anggota dalam kelompok tidak harus sama, alasannya yaitu diubahsuaikan dengan balasan masing-masing anak.
Teknik pembagian kelompok ini merupakan suatu cara yang sanggup secara pribadi diamati oleh seorang guru yang mengajar pada suatu mata pelajaran untuk mengetahui kekompakan siswa dalam mengikuti mata pelajaran tesebut,  dimana siswa diberikan kebebasan dalam memilih sobat mencar ilmu yang berdasarkan mereka bisa memperlihatkan nilai tambah dan membimbing mereka oleh sobat sekelasnya dalam melaksanakan kiprah kelompok.  Melalui teknik  Lempar Bola Kertas.  Pendidik membagi penerima didik dalam dua kelompok. Misalnya kelompok A dan kelompok B. Untuk memilih beliau berada di kelompok A atau B yaitu dengan menghitung secara acak, baik melalui bolos ataupun berhitung pribadi dari urutan daerah duduk. Setelah pendidik memperlihatkan stimulus-stimulus berupa materi yang akan dibahas, kemudian ia memerintah kepada masing-masing penerima didik untuk menciptakan pertanyaan. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut nanti yang akan menciptakan diskusi semakin berwarna, alasannya yaitu yang akan menjawab yaitu sobat dari kelompok yang seberang. 
Caranya yaitu: melempar bola kertas kepada kelompok seberang dengan posisi tubuh menghadap ke belakang. Bagi yang terkena bola kertas tersebut, maka dialah yang harus menjawab pertanyaan dari yang melempar. Begitu seterusnya secara estafet.  Dalam pembelajaran fiqh, metode melempar bola kerta ini akan menciptakan siswa lebih ulet dalam mendalamai materi sebelum mereka dibagikan ke dalam kelompok, dimana masing-masing siswa dalam kelompok akan mendapat pertanyaan – pertanyaan yaitu bisa jadi lebih dari satu pertanyaan tergantung dari permainan pelemparan bola yang dilakukan oleh sobat mereka dari kelompok lain. Dengan demikian dalam pembelajaran sangat efektif dipakai permainan ini biar semua siswa selalu siap dan aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan – pertanyaan sebagai uji hasil mencar ilmu oleh tema sekelasnya.
dalam metode inqury Bertamu ke Kelompok Tetangga. Pendidik membagi penerima didik menjadi lima atau enam kelompok. Dari masing-masing kelompok berdiskusi dari selembar materi yang diberikan. Setelah itu, anggota kelompok 7 singgah ke kelompok yang lain, hanya satu orang yang masih tetap di kelompoknya. Satu orang tersebut bertanggung jawab menjelaskan materi yang telah didiskusikan kepada anggota pendatang. Begitu seterusnya secara bergantian, hingga semuanya mendapat bab untuk menjelaskan materinya.
Bertamu ke kelompok tetangga atau kelompok sobat sebelahnya, dalam pembelajaran fiqh sanggup memperlihatkan masukan konkret bagi siswa, di mana siswa akan mencoba untuk mengkritisi hasil kerja kelompok tetangga dan kelompok sebelahnya akan mencoba mengkritisi hasil kelompok berikutnya, dan setiap kelompok mendapat kesempatan untuk menyanggah dan memperlihatkan alasan-alasan terhadap hasil kritikan sobat sejawatnya, hal ini sanggup meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir secara kritis dan akhirnya secara pribadi sanggup meningkatkan pedalaman materi melalui hasil kritikan dan masukan dari kelompok yang berkunjung ke kelompok mereka. 
Bola Musik Asyik. Pendidik memberi intruksi kepada penerima didik untuk duduk dengan posisi membentuk bulat besar. Masing-masing penerima didik harus menciptakan pertanyaan dari materi yang telah diberikan. Bahan yang perlu dipersiapkan yaitu bola kertas dan musik/ringtone. Kemudian pendidik meletakkan bola kertas tersebut dari arah start. Setelah itu ia menghidupkan musik.    Bola kertas tersebut terus berputar dari satu siswa ke siswa yang lain. Ketika musik tersebut mati, bola kertas pun berhenti. Siswa yang mendapat bola kertas terakhir maka dialah (siswa) yang harus menjawab pertanyaan dari siswa yang menjadi start bola kertas. Begitu seterusnya, secara memutar.[5]
Melalui aneka macam metode inquiri yang sanggup dilakukan guru diatas akan membantu siswa dalam meningkatkan motivasi belajar, menyerupai pada penggunaan mbola musik asyik, siswa dengan tidak tidak bisa menebak pada siapa bola kertas yang dimainkan oleh mereka berdsasarkan alunan music akan berhenti, jadi disini setiap siswa harus siap dalam mengajukan pertanyaan dan menanggapi atau menjawab pertanyaan yang akan diajukan oleh sobat sekelasnya, dan masing-masing siswa memilki  kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari sobat sesuai dengan materi yang diajarkan guru. Dengan teknik ini sanggup menciptakan siswa untuk selalu aktif dalam mencar ilmu dan mendapat pengalaman pribadi dengan kemampuan mereka masing-masing dalam menciptakan pertnyaan dan menjawab pertanyaan.

Demikianlah ulasan singkat saya tentang Metode Inquiri semoga bermanfaat



[1] Slamento, Proses Balajar Mengajar Dalam Kredit Semester SKS (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hal. 116
[2] Slamento, Proses Belajar Dalam Kredit  Semester, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal. 100.
 [3] Abu Ahmdadi, SBM Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2003),hal.42
[4] Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 134
[5] Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar…hal. 148

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penerapan Disiplin Dalam Pembelajaran

Model Pembelajaran Role Playing (Bermain Peran)

Model Pembelajaran Nht (Numbered Heads Together)