Pembelajaran Ips Di Sekolah Dasar

A. Konsep Dasar Pendidikan IPS
Istilah IPS di Indonesia lebih kepada konsep pembelajaran social studies. Pemikiran mengenai konsep pendidikan IPS di Indonesia banyak dipengaruhi oleh pemikiran social studies di Amerika Serikat yang telah mempunyai pengalaman yang panjang dan reputasi akademis yang signifikan di bidang tersebut.

Harus diakui bahwa pandangan gres IPS berasal dari literatur pendidikan Amerika Serikat. Nama orisinil IPS di Amerika Serikat yaitu “Social Studies”. Istilah tersebut pertama kali dipergunakan sebagai nama sebuah komite yaitu “Committee of Social Studies” yang didirikan pada tahun 1913.

Tujuan dari pendirian forum itu yaitu sebagai wadah himpunan tenaga jago yang berminat pada kurikulum Ilmu-ilmu Sosial di tingkat sekolah dan ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial yang mempunyai minat sama.

Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan dari banyak sekali ilmu-ilmu sosial dengan tujuan utama yaitu membentuk warga negara yang baik. Hal tersebut sesuai dengan klarifikasi dari National Council for Social Studies NCSS dalam Savage dan Amstrong (1996: 9), mendefinisikan social studies sebagai berikut.
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archeology, economics, geography, history, law, philosophy, political sciences, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. 
Dari definisi di atas, IPS (social studies) sanggup diartikan sebagai kajian terpadu dari ilmu-ilmu sosial dan untuk membuatkan potensi kewarganegaraan. Di dalam aktivitas persekolahan IPS dikoordinasikan sebagai materi sistematis dan dibangun di atas beberapa disiplin ilmu antara lain Antropologi, Ilmu politik, Arkeologi, Ekonomi, Geografi, Sejarah, Hukum, Filsafat Psikologi, Agama, Sosiologi, dan juga meliputi materi yang sesuai dari humaniora matematika dan ilmu-ilmu alam. IPS merupakan pengetahuan terpadu yang didalamnya memuat beberapa konsep keterampilan tertentu.

Seperti halnya IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, IPS merupakan bidang studi yang mempunyai garapan yang dipelajari cukup luas. Bidang garapan IPS itu meliputi gejala-gejalan dan perkara kehidupan sehari-hari insan di masyarakat dan lingkungan sosialnya.

Dalam sistem pendidikan kita pengajaran IPS diajarkan dari mulai tingkatan SD hingga Perguruan Tinggi dan tentunya terdapat perbedaan penekanaan sesuai dengan levelnya. Misalnya IPS di SD diharapkan untuk menumbuhkan kemampuan siswa, keberanian, dan imaginasi yang sanggup membawa mereka ke suatu tindakan yang didasari atas pertimbangan personal dan sosial.

Tekanan dalam mempelajari IPS berkaitan dengan tanda-tanda dan perkara kehidupan masyarakat bukan pada teori dan keilmuannya, melainkan pada kenyataan kehidupan kemasyarakatan. Dari tanda-tanda perkara sosial yang terjadi tersebut kemudian diamati, dipelajari, dianalisis faktor-faktornya, sehingga sanggup dirumuskan jalan penyelesainnya.

IPS merupakan suatu aktivitas pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan (Sumantri. 2001:89).

Konsep dasar IPS meliputi (1) interaksi, (2) saling ketergantungan, (3) kesinambungan dan perubahan, (4) keragaman/kesamaan/perbedaan, (5) konflik dan consensus, (6) pola, (7) tempat, (8) kekuasaan, (9) nilai kepercayaan, (10) keadilan dan pemerataan, (11) kelangkaan, (12) kekhususan, (13) budaya, (14) nasionalisme (Ethin Solihatin, 2009: 15-21).

Makara IPS merupakan mata pelajaran yang mengkaji perihal manusia, kehidupan sosial dan banyak sekali permasalahannya. Sifat IPS sama dengan studi sosial yaitu praktis, interdisipliner dan dianjurkan mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

IPS sangat akrab kaitannya dengan persiapan penerima didik untuk berperan aktif atau berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia dan terlibat dalam pergaulan masyarakat dunia (global society). IPS harus dilihat sebagai suatu komponen penting dari keseluruhan pendidikan kepada anak.

IPS memerankan peranan yang signifikan dalam mengarahkan dan membimbing penerima didik pada nilai-nilai dan sikap yang demokratis, memahami dirinya dalam konteks kehidupan masa kini, memahami tanggung jawabnya sebagai penggalan dari masyarakat global yang interdependen.

Seperti yang dijelaskan oleh Ross (2006: 5),
“Social studies learning should not be about passively absorbing someone else’s conception of the world, but rather it should be an exercise in creating a personally meaningful understanding of the way the world is and how one might act to transform that world.”
Pembelajaran IPS (Social Studies) tidak menekankan secara pasif pada konsep orang lain perihal dunia, tapi lebih kepada membuat pemahaman personal yang lebih bermakna perihal dunia bagi dirinya dan bagaimana bertindak dan mengambil langkah sendiri menghadapi dunia.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat.

IPS merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari banyak sekali ilmu sosial disusun melalui pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya. A.K. Ellis (1991) menjelaskan alasan dibalik diajarkannya IPS sebagai mata pelajaran di sekolah lantaran hal-hal sebagai berikut.
  1. IPS memperlihatkan kawasan bagi siswa untuk berguru dan mempraktekkan demokrasi
  2. IPS dirancang untuk membantu siswa menjelaskan “dunianya”
  3. IPS yaitu sarana untuk pengembangan diri siswa secara positif 
  4. IPS membantu siswa memperoleh pemahaman mendasar (fundamental understanding) perihal sejarah, geografi, dan ilmu-ilmu sosial lainnya.
  5. IPS meningkatkan kepekaan siswa terhadap masalah-masalah sosial.
Keseluruhan hal-hal tersebut tidak sanggup berjalan sendiri-sendiri melainkan saling berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Tentunya diharapkan tugas guru untuk bisa membuat lingkungan berguru yang aman sehingga konsep pembelajaran IPS sanggup diserap dengan baik oleh siswa.

Pembelajaran IPS tidak sanggup lepas dari berguru untuk menguasai proses ilmiah dalam aspek ilmu sosial untuk menemukan/merumuskan konsep/produk ilmiah yang didasari oleh sikap ilmiah secara interdisipliner.

Oleh lantaran itu, kompetensi yang harus dikuasai oleh penerima didik dalam rumpun mata pelajaran ini yaitu berupa keterampilan intelektual yang meliputi keterampilan dasar sebagai kemampuan yang terendah, kemudian diikuti dengan keterampilan melaksanakan proses, dan keterampilan tertinggi berupa keterampilan investigasi

B. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Pembelajaran IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu lantaran lebih dipentingkan yaitu dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir penerima didik yang bersifat holistik.

Sapriya (2009: 12) mengemukakan IPS di tingkat SD intinya bertujuan untuk mempersiapkan penerima didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values) yang sanggup dipakai sebagai kemampuan utnuk memecahkan perkara pribadi/masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam banyak sekali kegiatan kemasyarakatan semoga menjadi warga negara yang baik.

Pelaksanaan pembelajaran IPS diharapkan supaya siswa sanggup mempunyai pengetahuan dan wawasan perihal konsep-konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, mempunyai kepekaan dan kesadaran terhadap perkara sosial.

Sapriya (2009: 19) juga menambahkan istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan banyak sekali gosip dan perkara sosial kehidupan. Adanya mata pelajaran IPS di lingkungannya, serta mempunyai keterampilan mengkaji dan memecahkan masalah-masalah sosial tersebut.

Tujuan pembelajaran IPS sendiri berdasarkan Ross (2006: 21), …”researchers essentially agree that social studies is used for three primary purposes: (1) socialization into society’s norms; (2) transmission of fact, concepts, and generalizations from the academic disciplines; and (3) the promotion of critical or reflective thinking.

Terdapat tiga tujuan utama dari IPS yaitu sosialisasi dalam norma sosial, penjabaran fakta, konsep dan menggenarilisasikannya dari disiplin akademik, serta kemajuan dalam berpikir kritis dan merefleksikan.

Sementara berdasarkan Chapin dan Messick (1996) tujuan diajarkannya IPS kepada anak didik yaitu sebagai berikut.

  1. Memperoleh pengetahuan mengenai pengalaman umat insan pada masa lalu, masa kini dan masa datang.
  2. Mengembangkan keterampilan proses informasi 
  3. Mengembangkan nilai dan sikap demokrasi yang baik
  4. Memberi kesempatan untuk partisipasi sosial.

Berkaitan dengan tujuan tersebut maka pembelajaran IPS melingkupi beberapa aspek meliputi aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek nilai dan aspek sikap.

a. Aspek pengetahuan
Siswa perlu memahami hal-hal berkaitan dengan individunya, lingkungannya, masa lalu, masa kini, dan masa datang. Siswa perlu secara kasatmata mengikuti insiden atau fenomena yang terjadi pada dikala ini dan masa lampau untuk membantu perkembangan dirinya di masa depan.

Tidak sanggup dipungkiri kalau ide-ide, prinsip-prinsip, konsep-konsep, dan banyak sekali informasi dari banyak sekali disiplin ilmu sanggup dijadikan materi untuk mengkaji topik perkara yang mendukung dalam pembelajaran.

b. Aspek keterampilan
Dalam National Council for Social Studies (NCSS, 1994) keterampilan yang perlu dikembangkan dalam pendidikan IPS meliputi hal-hal sebagai berikut.
  1. Keterampilan mendapatkan dan mengolah data; Untuk merancang keterampilan ini maka pembelajaran IPS harus dirancang untuk membuatkan kemampuan siswa membaca, meneliti, mencari informasi, dan memakai bahasa dan metode ilmu-ilmu sosial.
  2. Keterampilan memberikan gagasan, argumen, dan cerita; Untuk membuatkan keterampilan ini maka pembelajaran IPS harus dirancang untuk melatih siswa dalam menulis, mengklasifikasi, interpretasi, analisa, kesimpulan, evaluasi, dan menyajikan informasi dengan alasan yang rasional.
  3. Keterampilan menyusun pengetahuan baru; Keterampilan jenis ini sanggup dikembangkan dengan pembelajaran IPS yang sanggup mendorong konseptualisasi siswa terhadap informasi-informasi yang tidak familiar dengannya. Siswa juga didorong untuk membuat kekerabatan sebab-akibat, membuatkan kajian baru, membuat uraian naratif perihal suatu hal menyerupai kliping dan lainnya.
  4. Keterampilan berpartisipasi di dalam kelompok; Pengembangan dari keterampilan dirancang supaya siswa sanggup mengutarakan pendapatnya di dalam kelompok, menghormati nilai-nilai adat dan tanggung jawab di dalam kelompok, berdikari dalam bekerja, dan mendapatkan keputuasan kelompok.
c. Aspek nilai dan sikap
Seorang guru harus mendorong siswa untuk aktif bertingkah laris sesuai dengan nilai norma yang berlaku dalam masyarakat. Pembelajaran IPS disekolah dasar sempurna dijadikan target semoga siswa sanggup mengetahui nilai dan norma yang berkembang di dalam masyarakat dan bagaimana seharusnya siswa bertindak.

Tujuan mata pelajaran IPS di Indonesia sendiri yang termuat dalam BSNP (2006: 159) yaitu sebagai berikut.
  1. Mengenal konsep- konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lilngkungannya.
  2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
  3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai- nilai sosial dan kemanusiaan.
  4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, berhubungan dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global 
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut sanggup disimpulkan bahwa pembelajaran IPS di sekolah dasar mengintegrasikan perihal kehidupan sosial dari realita kehidupan yang ada dimasyarakat.

Dengan adanya pembelajaran IPS diharapkan penerima didik peka terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat dan menjadi warga negara yang baik dengan mempunyai kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

Dengan memilki kesadaran dan kepedulian tersebut penerima didik diharapkan paham terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. IPS di sekolah dasar ditujukan pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat buat siswa. Misalnya, pengajaran sejarah diajarkan untuk membuatkan pemahaman siswa perihal usaha masyarakat Indonesia semenjak masa kemudian hingga masa sekarang, sehingga siswa betul-betul besar hati berbangsa dan bertanah air Indonesia.


Ross, Wayne E. (2006). The Social Studies Curriculum Purposes, Problems, and Possibilities 3nd. New York: State University of New York

Ethin Solihatin dan Raharjo (2005). Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pemahaman. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Amstrong G. (1996). Social Studies in Secondary Education. New York: Macmilan Publising, Inc.

Ellis, Arthur K. (1991). Teaching and Learning Elementary Social Studies 4nd. Massachusetts: Allyn and Bacon.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

History Of Psychology Of Religion

Media Pembelajaran Berbasis Ict

Model Pembelajaran Think Pair Share