Teori Perkembangan Kognitif (Piaget Dan Vygotsky)


Perkembangan kognitif  berdasarkan Piaget dan Vygotsky
Teori Piaget
Piaget mengajukan teori empat tahap perkembangan yang dicirikan oleh perbedaan cara berpikir. Mekanisme transisi antara tahap merupakan suatu konflik dialektis antara proses asimilasi dan fasilitas yang diadopsi dari konsep biologi.


Asimilasi merupaan proses mengintegrasikan bahan-bahan persepsi atau stimulus atau isu ke dalam bagan yan ada atau tingkah laris yang ada. Akomodasi sanggup diartikan sebagai penciptaan skemata gres atau pengubahan skemata lama. Akomodasi muncul dikala struktur organis dimodifikasi supaya sesuai dengan isu gres dari lingkungan.

Menurut Piaget, asimilasi dan fasilitas mengalamikonflik secara dialektis untuk mencapai keteraturan dan keseimbangan yang lebih tinggi. Akomodasi membawa input gres sedangkan asimilasi menyatukannya dalam struktur kognitif yang sudah ada (skema). Piaget mengemukakan empat tahap perkembangan kognitif sebagai berikut.

a. Tahap sensori motor (0 – 2 tahun)
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari acara motorik dan persepsinya yang sederhana.  Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah demi langkah.

Kemampuan yang dimiliki antara lain melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan objek di sekitarnya, mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara, suka memperhatikan sesuat lebih lama, mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya, memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, kemudian ingin merubah tempatnya.

b. Tahap praoperasional
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini yaitu pada penggunaan symbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini merupakan suatu periode dimana kemampuan berpikir ihwal objek, kata, dan symbol-simbol yang lain mulai berkembang dan. Berpikir pada tahap ini masih bersifat pralogis.

Kesadaran sopan santun dan fungsi social juga sudah mulai tumbuh. Walaupun anak sudah mulai bisa menalar namun daypikir mereka masih bersifat transduktif dan terlihat tidak logis bagi orang dewasa.

c. Tahap operasional konkrit (7-11 tahun)
Pada tahap ini anak sudah berpikir secara terorganisir dalam suatu sistem operasi logis yang disebut pengelompokan. Ciri pokok perkembangan pada tahap ini yaitu anak sudah mulai memakai aturan-aturan yang terang dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan.

Anak telah mempunyai kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret.  Operation yaitu suatu tipe tindakan untuk memanipulasi objek atau citra yang ada di dalam dirinya.

Karenanya acara ini memerlukan proses transformasi isu ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif.

 Anak sudah tidak perlu coba-coba dan menciptakan kesalahan, alasannya yaitu anak sudah sanggup berpikir dengan memakai model "kemungkinan" dalam melaksanakan acara tertentu.  Ia sanggup memakai hasil yang telah dicapai sebelumnya.  Anak bisa menangani sistem klasifikasi.

Namun sungguhpun anak telah sanggup melaksanakan pengklasifikasian, pengelompokan dan pengaturan masalah, ia tidak sepenuhnya menyadari adanya prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya.  Namun taraf berpikirnya sudah sanggup dikatakan maju. Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik perseptual pasif.

Untuk menghindari keterbatasan berpikir anak perlu diberi citra konkret, sehingga ia bisa menelaah persoalan.  Sungguhpun demikian anak usia 7-12 tahun masih mempunyai kasus mengenai berpikir abstrak.

d. Tahap operasional formal (setelah usia 11/12 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini yaitu anak sudah bisa berpikir aneh dan logis dengan  memakai referensi berpikir "kemungkinan".  Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-dedutive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan menyebarkan hipotesa.

Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah sanggup : (a) Bekerja secara efektif dan sistematis; (b) Menganalisis secara kombinasi.  Dengan demikian telah diberikan dua kemungkinan penyebabnya, C1 dan C2 menghasilkan R, anak  sanggup merumuskan beberapa kemungkinan; (c) Berpikir secara proporsional, yakni memilih macam-macam proporsional ihwal C1, C2 dan R misalnya; (d) Menarik generalisasi secara fundamental pada satu macam isi.

Teori Vygotsky
Vygotsky menyebarkan teori sosiokultural dari perkembangan kognitif yang menekankan tugas interaksi social termasuk ketidaksetujuan logis sebagai kekuatan yang mendorong perkembangan kognitif.

Menurut Vygotsky, alat-alat budaya yang diterima anak dari lingkungan sosialnya melalui interaksi dengan orang tuanya, teman sebaya, dan guru sangat esensial dalam menumbuhkembangkan pikiran nya. Ada tiga cara alat-alat budaya ini diperoleh.

Pertama melalui proses berguru imitative dimana anak melihat dan menggandakan tindakan partner interaksinya. Kedua, melalui internalisasi pelajaran yang secara sosial diperkenalkan melalui bermain, mengajar, melatih atau komunikasi instruksional yang lainnya.

Secara bertahap, inspirasi yang pertama kali masuk dalam pikiran anak melalui pembicaraan dengan orang lain menjadi terinternalisasi sebagai pembicaraan yang implisit dan tidak gampang terlihat.

Ketiga, melalui pembelajaran kolaboratif dengan teman sebaya. Menggunakan model dialektis, Vygotsky mengemukakan bahwa melalui upaya keras satu sama lain untuk memahami dan meyakinkan satu sama lain, anak yang bekerja secara kolektif  sanggup menajadi lebih baik lebihmaju pemahamannya dibandingkan sebelumnya.

Konstruk teoritis lain yang diperkenalkan oleh Vygotsky yaitu zone of proximal development (ZDP). Suatu zona yang merupakan wilayah kemampuan yang terentang dari performansi sendiri ke kemampuan yang muncul alasannya yaitu dibantu.

Implikasinya yaitu bahwa anak yang mengerjakan kasus kognitif  bersama orang yang terampil sanggup menyelesaikannya dengan baik dari pada mereka bekerja sendirian.

ZDP yaitu jarak antara kapasitas menuntaskan kasus kognitif secara individual dan level perkembangan potensial yang dicapai melalui bimbingan oang yang lebih cukup umur atau dengan bekerja sama dengan teman yang lebih maju kemampuannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

History Of Psychology Of Religion

Media Pembelajaran Berbasis Ict

Model Pembelajaran Think Pair Share