Pembelajaran Sets (Science, Environment, Technology, And Society)

Pendekatan Salingtemas atau dalam bahasa inggris disebut ”Science, Environment, Technology, and Society” disingkat SETS merupakan suatu pendekatan yang melibatkan unsur sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (Iskandar, 2006:56).

Model pembelajaran IPA terpadu dibutuhkan bisa mengkaitkan antara Sains-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat (salingtemas). Oleh alasannya itu dalam memilih tema dalam pembelajaran IPA terpadu dibutuhkan bernuansa Sains-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat.

Pengertian Pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society) berdasarkan Asyari (dalam Tristanti, 2011:12) mengartikan sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran sains yang mengaitkan dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat sekitar. Pendekatan SETS ditujukan untuk membantu akseptor didik mengetahui sains, perkembangan dan aplikasi konsep sains dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini membahas ihwal hal-hal yang bersifat nyata, yang sanggup dipahami, sanggup dibahas, dan sanggup dilihat.

Menurut Podjiaji (dalam Tistanti) pembelajaran Sains-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat intinya memperlihatkan pemahaman ihwal kaitan antara sains, teknologi, dan masyarakat sekitar serta merupakan wahana untuk melatih kepekaan siswa terhadap lingkungan sebagai akhir perkembangan sains dan teknologi. Berdasarkan hal tersebut siswa dibutuhkan sanggup menerapkan pembelaran sains dengan memanfaatkan lingkungan sekitar untuk menciptakan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Fokus pendekatan SETS mencakup mencar ilmu di (in), untuk (for), ihwal (about) lingkungan, dengan mencoba menemukan dan mengungkap penyebab permasalahan serta kemungkinan yang sanggup menyebabkan permasalahan lingkungan masa mendatang. Dalam hal ini diutamakan pada dampak-dampak yang timbul akhir sains dan teknologi dalam perjuangan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pendekatan SETS menekankan pada akseptor didik untuk learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together. Peserta didik aktif dalam pembelajaran dan guru berfungsi sebagai fasilitator.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membelajarkan SETS di SD berdasarkan Nurfiana (2011) sebagai berikut: 
Topik yang dipilih hendaknya memunculkan sains yang telah dikenal dalam kurikulum dan dititikberatkan pada keterkaitan relasi dengan teknologi, lingkungan, maupun masyarakat.
Hendaknya diberikan bahan pengajaran yang sanggup menyentuh rasa kepedulian ihwal keberadaan sains, teknologi, dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang tidak terpisah.
Pemilihan bahan bimbing hendaknya yang sanggup membawa akseptor didik sadar ilmu pengetahuan (sains), mengeterapkan teknologi dan banyak sekali dampaknya terhadap lingkungan baik positif maupun negatif sehingga timbul kepedulian dan rasa tanggung jawab siswa dalam memecahkan problem lingkungan dan masyarakat.
Bahan penilaian hendaknya menerapkan sains, teknologi, masyarakat, dan lingkungan yang relevan bagi siswa.

Adapun karakteristik pembelajaran SETS berdasarkan Yager dalam (Tristanti) sebagai berikut:
  1. Berawal dari identifikasi problem lokal.
  2. Penggunaan sumber daya setempat.
  3. Keikutsertaan siswa aktif dalam mencari info yang sanggup diterapkan untuk memecahkan problem dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Penekanan pada keterampilan proses yang dapatdigunakan siswa dalam pemecahan masalah.
  5. Adanya kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pengalaman memecahkan problem yang telah diidentifikasi.
Berdasarkan karakteristik tersebut, guru hendaknya sanggup menggiring siswa untuk berpikir aktif dalam upaya pemecahan problem lokal yang berangkat dari pengalaman keseharian siswa. Penerapan SETS dalam pembelajaran oleh guru hendaknya dimunculkan banyak sekali variasi pemebelajaran yang diubahsuaikan dengan tingkat kemampuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut. Setiap siswa berpeluang untukme munculkan solusi pemecahan problem yang berbeda-beda.
Menurut Ismail pendekatan SETS mempunyai keunggulan sebagai berikut:
  • Menghindari bahan yang berorientasi dalam pendidikan tanpa tahu masalah-masalah di masyarakat secara lokal, nasional, maupun internasional.
  • Mempunyai bekal yang cukup bagi akseptor didik untuk menyongsong kurun globalisasi.
  • Membekali akseptor didik dengan kemampuan memecahkan masalah-masalah dengan daypikir sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat secara integral baik di dalam ataupun di luar kelas.
  • Pengajaran sains lebih bermakna alasannya eksklusif berkaitan dengan permasalahan yang muncul di kehidupan keseharian siswa ihwal pernanan sains dalam kehidupan nyata.
  • Meningkatkan kemampuan siswa untuk mengaplikasikan konsep, ketrampilan, proses, kreativitas, dan perilaku meghargai produk teknologi serta bertanggung jawab atas problem yang muncul di lingkungan.
  • Kegiatan kelompok sanggup memupuk kerjasama antar siswa dan perilaku toleransi dan saling menghargai pendapat teman, mengaplikasikan suatu gagasan atau penciptaan suatu karya yang sanggup bermanfaat bagi masyarakat maupun bagi perkembangan sains dan teknologi.

Dengan demikian pendekatan SETS sanggup membantu siswa dalam mengetahui sains, teknologi yang digunakannya serta perkembangan sains dan teknologi sanggup kuat terhadap lingkungan dan masyarakat.

 
Tristanti, I.D. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society (SETS). Malang: FIP KSDM UM.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

History Of Psychology Of Religion

Media Pembelajaran Berbasis Ict

Model Pembelajaran Think Pair Share