Wawasan Kompetensi Pendidik
Wawasan kompetensi Pendidik
Wawasan kompetensi Pendidik: Dalam bahasa arab pendidik diistlahkan dengan al-ta’lim, al-tarbiyyah, dan al-ta’dib. Kata ta’lim dan yang serumpun dnegannya dalam al-qur’an ditemukan sebanyak 105 kali yang mempunyai pengertian pengajaran yang bersifat penyampain pengertian dan ketrampilan. kata mu’alim dikaitkan dengan penegrtian pendidikan, menyerupai dalam surat al-baqarah ayta 32, yang artinya “ dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama ( benda-benda) seluruhnya kemudian mengemukakanya kepada malaikat kemudian berfirma: “ Sebutkanlah Kepada-Ku nama benda –benda itu kalau memang kau orang benar” dalam ayat tersebut diapahami bahwa Allah sebagai Mu’alim, Allah mengajarkan kepada Adam as. Dan dalam ayat yang lain Allah juga berfirman, “ sebagaimana kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul ( Muhammad) dari ( kalangan) kau yang membacakan ayta-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadmu al-Kitab ( alquran) dan al-Hikmah (as-sunnah) serta mengajarkan apa yang belum kau ketahui ” (Al-Baqarah ayat 151). Dalam ayat ini memperlihatkan bahwa Rasullah sebagai pendidik. Kata tarbiyah merupakan kata masdar dari kata rabba yang bermakan mengasuh, mendidik dan memelihara, dalam surat al- isra ayat 24.
Pendidik.Para hebat tafsir berbeda pendapat dalam memperlihatkan pemaknaan terhadap kata “ Tarbiyyah” Fakruddin Ar-Razi ; Tarbiyah sebagai bentuk pendidikan dalam arti luas meliputi pendidikan yang bersifat ucapan ( kongitif), dan tingah laris ( afektif). Sayyid Qurt; upaya memelihara jasmaniah terdidik dalam membantunya menumbuh kembangkan kematangan perilaku mental yang bermuara pada al-akhlaqul al-karimah pada diri terdidik. Abdurahman an-Nawawi; proses pentransperan sesuatu hingga batas kesempurnaan (kedewasaan) dan dilakukan secara bertahap. Mustafa al-Maraghi membagi kiprah at-tarbiyah kepada dua dimensi, pertama, pengembangan at-tarbiyah al-khalqiyyah yaitu upaya pengarahan daya penciptaan, pembinaan, dan pengembangan aspek jasmaniah subjek didik biar sanggup dijadikan sebagai sarana bagi pengembangan rohaniah, kedua, pengembangan at-tarbiyyah al-diniyah al-tadhibiyyah, yaitu pembinaan jiwa subjek didik biar bisa berkembang ke-arah kesempurnaan berdasarkan nilai-nilai Ilahiyah.
Wawasan kompetensi Pendidik:. Dalam mendefisnisikan pendidikan, pendapat dari beberapa tokoh diantaranya: Ali ashaf mendefenisikan bahwa “ pendidikan yaitu sebuah aktifitas sistematis yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu untuk mengembnagkan daya kreatifitas anak didik secara menyuluruh.” Zamroni; Pendidikan sebagai proses untuk menembangakan anak-anak, meliputi pandanganhidup, perilaku hidup, dan keterampilan hidup. Hasan langulung; pendidikan sebagai upaya megubah nilai budaya kepada setiap individu kepada masyarkat, yang dilakukan melalui proses tertentu. Dan beberapa tokoh lainnya, penulis buku ini, memperlihatkan perbedaan pendidikan dalam islam dan pendidikan yang berlaku secara umum, berdasarkan beberapa defenisi pendidikan, penulis mengungkapkan bahwa, pendidikan dalam islam tidak hanya membentuk langsung untuk kesiapan dan kepentingan dunia tetapi juga untuk kepentingan memperoleh kebahagian hidup di akhirat. Sehingga dalamproses pendidikan hasil kahirnya akan terbentuk pribadi-pribadi yang tidak terlepas dari nilai-nilai pedoman Allah dan Rasulnya.
Kompetensi Keilmuan
Wawasan kompetensi Pendidik: .Wahyu pertama dalam al-Qur’an mengisyaratkan betapa pentingnya seseorang mengetahaui serta menguasai pengetahuan, enulkis mengaikan dengan surat al-“alaq ayat 1-5. Kemudia penulis juga mengungkapakn salah satu perbedaan Islam dengan agama lain yaitu penekannya ada pada ilmu, al-Qur’an dan Sunnah mengajak kaum muslimin untuk mencari dan memperoleh ilmu serta menepatkan orang –orang yang bakir pada derajat yang tinggi. Sbagaimana pesan al-qur’an dalam surat al-Mujadalah ayat; 11. Berpedoman pada dua ayat tersebut disimpulkan bahwa , salah satu bab penting dari kiprah pendidik yaitu bisa mengantarkan subjek didiknya memperoleh ilmu pegetahuan, sekaligus mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki oleh subjek didik.
Wawasan kompetensi Pendidik: Akal pikiran yaitu anugerah tuhan ynag paling tinggi, al-Qur’an dan Hadist telah memperlihatkan penghargaan yang lebih kepada akal, menganjurkannya berpikir hingga mamapu memahami dirinya, masyarakat, serta lingkungan. Mengupas pembahsan ini penulis mengungkapkan ilmu yang seharusnya dicara dengan menagambil pendapat Abu Hamid al-Ghazali, yang mengemukakan bahwa ada dua puluh tanggapan yang berbeda terhadap permasalahan ilmu yang harus dicari oleh seorang muslim. Allah mengajarkan insan secara khusus dan secara umum, secara khsuus, berdasarkan penulis makna yang mebgajarkan dengan kalam yaitu meliputi pengajaran kepada malaikat dan manusia, sementara secara umum yaitu mengajari insan apa yang tidak diketahui, yang memilki arti bahwa Allah pendipta segala ruh yang maujud dengan segala bagiannya. Penulis dalam hal ini merujuk kepada surat al-qalam, ayat 1, “ Nun” dengan arti demi qalam, Allah meminta persaksian kepad hebat ilmu pengetahuan ihwal keagungan –Nya, penulis buku ini merujuk kepada surat Ali–Imran ayat 18. Artinya: Allah menyatakan bersama-sama tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang bakir (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Wawasan kompetensi Pendidik: . Dengan mengambil pendapat Ibnu Al-Qayyin ihwal pengangkatan khalifah di muka bumi, yang memperlihatkan klarifikasi terhadap surat al-baqarah ayt 30-32. Dari ayat tersebut dirincikan beberapa keutamaan ilmu antara lain: pertama, Allah mebalas pertanyaan malaikat dikala mereka menanyakan Allah swt, “ Mengapa Engkau Mnejadikan khalifah dimuka bumi, sementara malaikat lebih taat dibandingkan dengan mereka, ?” Allah Menjawab” Aku lebih tahu ats apa yang engkau tidak ketahui”Jawaban Allah ini mengaskan bahwa Dia lebih tahu subtansi dalam semua itu, sementara mereka tidak mengetahuinya. Kedua, ketika akan menunjukkanb kelebihan Adam, dan meninggikan derajatnya , Allah meningikan Adam dengan ilmu yang diajari-Nya. Secara totalitas ( kullaha). Ketiga, setelah memperlihatkan keutamaan Adam dengan ilmu yang dimiliki dan ketidaktahuan malaikat atas ilmu tersebut, Allah memberitahukan kepada mereka ilmu Allah dan mengetahui segala sesuatu, baik lahir maupun batin, serta keghaiban langit. Kempat, Allah mengakibatkan ilmu sebagai sifat kesempournaan Adam seihingg beliau lebih mulia dari makhluk lain.
Kompetensi Keimanan
Wawasan kompetensi Pendidik: Pendidik harus bisa mengakibatkan dirinya dan juga ornag lain sebagai hamba yang mengabdi kepada Allah Swt, dan harus sanggup memaksimalkan serta mengaktualisasikan seluruh potensi akseptor didik sesuai dengan nialai-nila keislaman. Hal ini berdasarkan penulis buku ini merupakan pemahaman dari surat al-dhariyyat ayat 56, yang artinya “ Dan Aku tidak membuat jin dan insan melainkan suoaya mereka mengabdi kepada-Ku”. Dan dengan kemamouan yang telah dibekali tersebut akan bisa mengakibatkan khalifah di muka bumi, serta pendidik harus bisa mengantarkan akseptor didiknya meraih kebahagian hidup di dunia dan akhirat, secara seimbang. Hal ini penulis buku mengemukan bahwa sejalan dengan firman Allah dalm surat al-Baqarah ayat 2 dan al-An’am ayat 162. Dan diantara tujuan pendidikan islam yang ingin dicapai adalah, terbentuknya pribadi-pribadi muslim yang taat beribadah kepada Allah swt. Dimana berdasarkan penulis melakukan ibdah merupakan kebaikan dunia dan akhirat, untuk mencapi kesempurnan dan kebahagian dunia dan alam abadi hanya melalui proses ibadah.
Wawasan kompetensi Pendidik: Dalam memperlihatkan pengertian ibadah penulis merujuk kepada beberapa tokoh diantaranya al-maraghi, yang beropini bahwa “ ibadah yaitu perasaan merendahkan diri yang timbul dari hati nurani, sebgaia akhir perasaan yang mengagungkan bahwa yang di sembah itu mempunyai kekuasaan yang pada hakikatnya tidak sanggup dijangkau oleh kemampuan nalar manusia. Manusia yang berkompeten dan berkualitas yaitu insan yang selalu melakukan ibadah kepada Allah, sehingga mereka bisa menjalankan perananya seagai khalifah di muka bumi. Allah membuat insan sebagai khalifat di muka bumi biar mereka bisa menjalankan fungsinya dengan baik dan benar berdasarkan petunjuk yang disampaikan oleh Rasul. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-baqarah ayat 30. Artinya : “Ingatlah dikala Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya saya hendak mengakibatkan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak mengakibatkan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya saya mengetahui apa yang tidak kau ketahui." Menurut al-Maraghi Allah tidak akan peduli dengan hamba-Nya yang tidak beribadat kepada-Nya, lantaran insan di ciptakan hanya sanya untuk beribadat kepada Allah Swt, penulis memberiakn citra berdasarkan surat al-baqarah ayat 21-22. Yang artinya : “ Hai Manusia sembahlah Tuhanmu yang Telah mencipatakanmu dan orang-orang yang sebelummu, biar kau bertaqwa, Dialah yang mengakibatkan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan beliau menurunkan air ( hujan) dari langit, kemudian beliau menghasilkan dengan hujan itu sgala buah-buahan sebagai rezki untukmu; Karena itu janganlah kau mengadakan sekutu –sekutu bagi Allah, padahal kau mengetahui”
Wawasan kompetensi Pendidik: kemudian terkait dengan pendidik penulis buku ini merujuk kepada ayat al-qur’an surat al-Nhl ayat 36 sebagai berikut , Artinya: Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah niscaya kesesatan baginya, Maka berjalanlah kau dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). Kemudian dalam surat al-baqarah ayat 21, Al- Maraghi mengakatan bahwa : Seseunguhnya Allah yang Maha Agung dan mempunyai sifat-sifat-Nya telah mencipataknkalian dan orang-orang sebelum kalian, Allahlah yang memelihara kalian dan orang-orang sebelum kalian, lantaran itu sembahlah Allah semata dan jangan sekali-kali menyembah selain dari pada-Nya. Menurut penulis, penafsiran ayat tersebut sangat relevan dengan pencapaian tujuan pendidikan yang direncanakan dalam pendidkan Islam. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah merupakan factor terpenting dalam pendidikan dalam rangka menantarkan insan kepada kesuksesan dan keberunngan hidup dunia dan akhirat. Taqwa kepada Allah yaitu hendaklan seseorang mengakibatkan antara beliau dan anatara apa yang beliau takuti dari Tuhannya, yang meliputi kemurkaan, kebencian dan siksa-Nya, sebuah perisai yang melindunginya.
demikianlah pembahsan singkat tentang Wawasan kompetensi Pendidik semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar