Konsep Dasar Dalam Supervisi Pendidikan


KONSEP-KONSEP POKOK DALAM SUPERVISI

Supervisi Pendidikan; Dalam Carter Good’s Dictionary of Education menyerupai oleh Oteng Sutisna (1983), supervisi didefinisikan sebagai:
Segala sesuatu dari para pejabat sekolah yang diangkat yang diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan tenaga pendidikan lain dalam perbaikan pengajaran, melihat stimulasi pertumbuhan professional dan perkembangan dari para guru, seleksi dan revisi tujuan-tujuan pendidikan, materi pengajaran, dan metode-metode mengajar, dan penilaian pengajaran.

            Supervisi Pendidikan; Kimball Wiles (1955) menyampaikan bahwa supervisi yaitu dukungan dalam pengembangan situasi berguru mengajar supaya memperoleh kondisi yang lebih baik. Pengembangan mutakhir perihal supervisi dikemukakan oleh Sergiovanni (1980) yang menyatakan bahwa supervisi bukan hanya dilakukan oleh pejabat yang sudah ditunjuk tetapi oleh seluruh personel yang ada di sekolah (by the entire school staffs). Tujuan utama acara supervisi yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran, yang impian kesudahannya juga pada prestasi berguru siswa.
            Supervisi Pendidikan; Berpijak kepada batasan pengertian tersebut maka sedikitnya ada tiga fungsi supervisi, yaitu (1) sebagai acara meningkatkan mutu pembelajaran, (2) sebagai pemicu atau penggagas terjadinya perubahan pada unsur-unsur yang terkait dengan pembelajaran, dan (3) sebagai acara memimpin dan membimbing.

Supervisi Pendidikan; 
a.       Fungsi Meningkatkan Mutu Pembelajaran
Supervisi yang berfungsi meningkatkan mutu pembelajaran merupakan supervisi dengan ruang lingkup yang sempit, tertuju pada aspek akademik, khususnya yang terjadi diruang kelas saat guru sedang menawarkan dukungan dan aba-aba kepada siswa.
b.      Fungsi memicu Unsur yang Terkait dengan Pembelajaran
            Supervisi yang berfungsi memicu atau penggagas terjadinya perubahan tertuju pada unsur-unsur yang terkait dengan, atau bahkan yang merupakan faktor-faktor yang kuat terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Karena sifatnya melayani atau mendukung acara pembelajaran, supervisi ini lebih dikenal dengan istilah supervisi administrasi.
c.       Fungsi Membina dan Memimpin
Supervisi yang berfungsi memimpin yang dilakukan oleh pejabat yang diserahi kiprah memimpin di sekolah, yaitu kepala sekolah, diarahkan kepada guru dan tata usaha.

2.      Tipe-Tipe Supervisi
Supervisi Pendidikan; Ada lima tipe supervisi, yaitu (1) tipe inspeksi, (2) tipe laisses Faire, (3) tipe coersive, (4) tipe pelatihan and guidance, dan (5) tipe demokratis.
a.       Tipe Inspeksi
Supervisi PendidikanSupervisi dengan tipe inspeksi biasanya terjadi dalam manajemen dan model kepemimpinan yang otokratis. Tipe ini mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain. Personel yang melaksanakan kiprah supervisi ini disebut dengan “inspektur” bertindak sebagai petugas yang mengawasi pekerjaan guru. Supervisi tipe inspeksi ini lazim dilakukan oleh pejabat yang melaksanakan pengawasan yang dikenal dengan sambutan opsiner atau opseter yang bertanggung jawab atas keterlaksanaan kiprah sehari-hari semua bawahan yang menjadi kiprah pengawasaanya.
b.      Tipe Laisses Faire
            Supervisi dengan tipe Laisses Faire biasanya para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Sebagai missal yaitu guru, boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan, baik pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat pembelajaran.
c.       Tipe Coersive
            Supervisi tipe Coersive sama halnya dengan otoriter. Tipe ini bersifat memaksa. Dalam melaksanakan kiprah supervisinya supervisor bersifat memaksakan kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi dan kemampuan pihak yang disupervisi, tetap saja dipaksakan berlakunya.
d.      Tipe Training and Guidance
            Supervisi tipe pelatihan and guidance diartikan sebagai menawarkan latihan dan bimbingan. Sesuai dengan makna luas pendidikan yakni merupakan proses pertumbuhan, perkembangan serta peningkatan, maka supervisi mendorong terjadi pertumbuhan. Untuk ini dibutuhkan embel-embel latihan  dan bimbingan kepada guru dan staf tatausaha.

e.       Tipe Demokratis
            Supervisi tipe demokratis berkaitan dengan fungsi-fungsi manajemen. Supervisi berada atau terselip dalam fungsi dinamis, yaitu pengarahan, koordinasi, dan evaluasi. Apabila kondisi dan situasi kepemimpinan sekolah memang kondisif untuk terjadinya supervisi tipe demokratis, maka fungsi-fungsi pengarahan, koordinasi, dan penilaian sanggup terjadi bukan dari satu arah, tetapi kolaboratif, ada kerjasama semua pihak yang ada di dalam organisasi.
            Agar supervisi sanggup memenuhi fungsi menyerupai yang disebutkan sebaiknya harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.       Supervisibersifat memberi bimbingan dan menawarkan dukungan kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi duduk perkara dan mengatasi kesulitan, dan bukan mencari-cari kesalahan.
b.      Pemberian dukungan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa bimbingan dan dukungan tersebut tidak diberikan secara pribadi tetapi harus diupayakan supaya pihak yang bersangkutan tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya sanggup merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk sanggup mengatasi sendiri.
c.       Apabila pengawas atau kepala sekolah merencanakan akan menawarkan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin supaya tidak lupa. Jika jarak antara insiden dengan umpan balik sudah terlalu lama, pihak yang berbuat salah sudah tidak bisa lagi melihat relasi antara keduanya.
d.      Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara terencana contohnya 3 bulan sekali, bukan berdasarkan minat dan kesempatan yang dimiliki oleh pengawas atau kepala sekolah.
e.       Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya relasi yang baik antara supervisor dan yang disupervisi. Dengan kata lain dalam pelaksanaan supervisi sanggup tercipta suasana kemitraan yang akrab.
f.       Untuk menjaga supaya apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor menciptakan catatan singkat, berisi hal-hal penting yang dibutuhkan untuk menciptakan laporan.

Demikianlah ulasan singkat perihal " Supervisi Pendidikan"  semoga bermanfaat. Syukran

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penerapan Disiplin Dalam Pembelajaran

Model Pembelajaran Role Playing (Bermain Peran)

Model Pembelajaran Nht (Numbered Heads Together)