Pengertian Keterampilan Sosial
Pengertian Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial ialah istilah dari para mahir psikologi yang merujuk pada penguasaan keterampilan berperilaku tertentu pada anak sesuai tingkat perkembangannya. Keterampilan sosial berasal dari kata terampil dan sosial.
Kata keterampilan berasal dari 'terampil' dipakai di sini alasannya ialah di dalamnya terkandung suatu proses belajar, dari tidak terampil menjadi terampil. Kata sosial dipakai alasannya ialah pembinaan ini bertujuan untuk mengajarkan satu kemampuan berinteraksi dengan orang lain.
Dengan demikian pembinaan ketrampilan sosial maksudnya ialah pembinaan yang bertujuan untuk mengajarkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain kepada individu-individu yang tidak trampil menjadi trampil berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, baik dalam hubungan formal maupun informal.
Sejumlah penelitian telah ditawarkan untuk mengatakan definisi secara umum wacana keterampilan sosial. Seperti yang dikemukakan oleh Libert dan Lewinsohn (1977) yang menjelaskan keterampilan sosial sebagai kemampuan kompleks baik yang dipakai untuk menghasilkan dan memperkuat sikap faktual atau untuk mengeluarkan dan mematikan sikap negatif dengan hukuman.
Definisi lainnya dikemukakan oleh Combs dan Slaby (1977) dalam Cartledge yang menjelaskan jikalau keterampilan sosial ialah kemampuan untuk berinteraksi dengan sesama dalam konteks sosial dalam suatu cara tertentu yang saling menguntungkan satu sama lain.
Hersen dan Bellack (1977) dalam Cartledge menambahkan jikalau keterampilan sosial ialah keefektifan sikap dalam interaksi sosial yang bergantung pada konteks dan parameter situasi. Keterampilan sikap ialah kemampuan individu untuk mempresepsikan secara sadar pada serangkaian kondisi sikap tertentu yang akan berdampak positif.
Trower (1977) dalam Cartledge membagi keterampilan sosial ke dalam sikap dan dimensi kognitif (komponen keterampilan dan keterampilan proses). Komponen keterampilan ialah elemen tunggal, yang sanggup terlihat menyerupai anggukan atau urutan sikap yang dipakai dalam interaksi sosial menyerupai salam pembuka atau salam perpisahan.
Sementara untuk proses sosial sanggup diartikan dengan kemampuan individu untuk menggenerasikan keterampilan perilakunya berdasarkan peraturan dan tujuan dalam memonitor feedback sosial.
Eisler dan Frederiksen (1980) dalam Cartledge uga menjelaskan jikalau keterampilan sosial mempunyai aspek yang sanggup diamati dan unsur kognitif yang tidak sanggup diamati. Unsur kognitif tersebut menyerupai dugaan, pemikiran dan keputusan wacana apa yang seharusnya dikatakan atau dilakukan selama atau sesudah proses interaksi berlangsung. Kemampuan lainnya menyerupai mempresepsikan secara akurat wacana harapan, niat atau wawasan orang lain dimana respon atau jawaban tersebut yang akan paling mungkin untuk menghipnotis pendapat dari temannya.
Morgan (1980) dalam Santrock menunjukkan bahwa keterampilan sosial tidak hanya melaksanakan sesuatu menyerupai kemampuan untuk memulai dan mempertahankan interaksi faktual dengan orang lain, tetapi juga bisa mencapai kemampuan tertentu dari hasil interaksinya dengan orang lain. Tingkatan frekuensi interaksi sanggup dijadikan pemikiran untuk menilai seberapa baik seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain.
Gresham dan Elliot (1984) dalam Santrock memberikan definisi yang lebih valid wacana keterampilan sosial, sebagai berikut:
Berdasarkan beberapa pendapat mahir di atas maka sanggup disimpulkan bahwa keterampilan sosial ialah kemampuan kompleks (meliputi berinteraksi, mempertahankan, atau menghilangkan sikap sosial) yang mempunyai dimensi kognitif dengan hasil keluaran sosial yang penting dalam situasi tertentu.
Keterampilan sosial juga sebuah alat yang terdiri dari kemampuan berinteraksi, berkomunikasi secara efektif baik secara lisan maupun nonverbal, kemampuan untuk sanggup memperlihatkan sikap yang baik, serta kemampuan menjalin hubungan baik dengan orang lain dipakai seseorang untuk sanggup berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan oleh sosial.
Perbedaan keterampilan sosial dan kompetensi sosial
Keterampilan sosial seringkali dianggap sama dan dipakai secara bergantian dengan kompetensi sosial, namun bergotong-royong keterampilan sosial mempunyai perbedaan yang signifikan dengan kompetensi sosial.
Hops (1983) dalam Santrock menciptakan perbedaan antara dua konsep ini biar menjadi jelas, yaitu :
Keterampilan dan kinerja sosial dari dalam diri anak sendiri diharapkan tapi juga harus dilihat dari kaitannya dengan pembiasaan diri anak tersebut. Hal itu menjadi tujuan-tujuan pencapaian yang penting dalam proses perkembangan.
Schloss, Schlos, Wood, and Kiehl (1986) memberikan batasan dari definisi secara umum bahwa keterampilan sosial bermacam-macam jenisnya berdasarkan kronologis usia dan perkembangan tingkatannya, dan beberapa macam definisi yang berorientasi pada hasil yang luas termasuk respon maladaptif atau antisosial serta sikap yang diinginkan.
Keterampilan sosial bisa didefinisikan sebagai sikap spesifik yang sanggup dijelaskan dalam cara yang memungkinkan observasi yang handal dan memperhatikan umur subjek dalam konteks sosial spesifik untuk menjadi materi pertimbangan.
Dari beberapa pendapat tersebut maka sanggup disimpulkan bahwa perbedaan antara keterampilan sosial dan kompetensi sosial diantaranya terletak pada.
1. Penilaian dan identifikasi perilaku
Kompetensi sosial lebih menekankan pada evaluasi sikap anak pada level perkembangan tertentu sehingga anak harus bisa mencapai kompetensi sosial pada level perkembangannya. Sementara untuk keterampilan sosial lebih menekankan pada identifikasi sikap anak yang menyesuaikan pada tahap perkembangannya. Misalnya pada tahap perkembangan ke berapa anak sudah bisa melaksanakan sikap tertentu
2. Konstruk multi level dan sikap yang spesifik
Kompetensi sosial merupakan konstruk multi level yang terdiri dari pembiasaan sosial, kinerja sosial, dan keterampilan sosial jadi keterampilan sosial berada dalam kompetensi sosial. Sementara keterampilan sosial ialah ciri-ciri sikap tertentu yang sanggup dijelaskan dengan mengamati anak berdasarkan kronologis usia dan perkembangan tingkatannya.
Keterampilan sosial ialah istilah dari para mahir psikologi yang merujuk pada penguasaan keterampilan berperilaku tertentu pada anak sesuai tingkat perkembangannya. Keterampilan sosial berasal dari kata terampil dan sosial.
Kata keterampilan berasal dari 'terampil' dipakai di sini alasannya ialah di dalamnya terkandung suatu proses belajar, dari tidak terampil menjadi terampil. Kata sosial dipakai alasannya ialah pembinaan ini bertujuan untuk mengajarkan satu kemampuan berinteraksi dengan orang lain.
Dengan demikian pembinaan ketrampilan sosial maksudnya ialah pembinaan yang bertujuan untuk mengajarkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain kepada individu-individu yang tidak trampil menjadi trampil berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, baik dalam hubungan formal maupun informal.
Sejumlah penelitian telah ditawarkan untuk mengatakan definisi secara umum wacana keterampilan sosial. Seperti yang dikemukakan oleh Libert dan Lewinsohn (1977) yang menjelaskan keterampilan sosial sebagai kemampuan kompleks baik yang dipakai untuk menghasilkan dan memperkuat sikap faktual atau untuk mengeluarkan dan mematikan sikap negatif dengan hukuman.
Definisi lainnya dikemukakan oleh Combs dan Slaby (1977) dalam Cartledge yang menjelaskan jikalau keterampilan sosial ialah kemampuan untuk berinteraksi dengan sesama dalam konteks sosial dalam suatu cara tertentu yang saling menguntungkan satu sama lain.
Hersen dan Bellack (1977) dalam Cartledge menambahkan jikalau keterampilan sosial ialah keefektifan sikap dalam interaksi sosial yang bergantung pada konteks dan parameter situasi. Keterampilan sikap ialah kemampuan individu untuk mempresepsikan secara sadar pada serangkaian kondisi sikap tertentu yang akan berdampak positif.
Trower (1977) dalam Cartledge membagi keterampilan sosial ke dalam sikap dan dimensi kognitif (komponen keterampilan dan keterampilan proses). Komponen keterampilan ialah elemen tunggal, yang sanggup terlihat menyerupai anggukan atau urutan sikap yang dipakai dalam interaksi sosial menyerupai salam pembuka atau salam perpisahan.
Sementara untuk proses sosial sanggup diartikan dengan kemampuan individu untuk menggenerasikan keterampilan perilakunya berdasarkan peraturan dan tujuan dalam memonitor feedback sosial.
Eisler dan Frederiksen (1980) dalam Cartledge uga menjelaskan jikalau keterampilan sosial mempunyai aspek yang sanggup diamati dan unsur kognitif yang tidak sanggup diamati. Unsur kognitif tersebut menyerupai dugaan, pemikiran dan keputusan wacana apa yang seharusnya dikatakan atau dilakukan selama atau sesudah proses interaksi berlangsung. Kemampuan lainnya menyerupai mempresepsikan secara akurat wacana harapan, niat atau wawasan orang lain dimana respon atau jawaban tersebut yang akan paling mungkin untuk menghipnotis pendapat dari temannya.
Morgan (1980) dalam Santrock menunjukkan bahwa keterampilan sosial tidak hanya melaksanakan sesuatu menyerupai kemampuan untuk memulai dan mempertahankan interaksi faktual dengan orang lain, tetapi juga bisa mencapai kemampuan tertentu dari hasil interaksinya dengan orang lain. Tingkatan frekuensi interaksi sanggup dijadikan pemikiran untuk menilai seberapa baik seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain.
Gresham dan Elliot (1984) dalam Santrock memberikan definisi yang lebih valid wacana keterampilan sosial, sebagai berikut:
Keterampilan sosial ialah sikap yang bisa memprediksi hasil keluaran sosial yang penting dalam situasi tertentu menyerupai (a) penerimaan sahabat sebaya atau popularitas, (b) evaluasi sikap penting lainnya, atau (c) sikap sosial lainnya yang dikenal untuk mengkolerasikan secara konsisten dengan penerimaan sahabat sebaya atau evaluasi sikap penting lainnya.Diskusi keterampilan sosial dari beberapa pendapat mahir tersebut sebagian besar berfokus pada sikap sosial yang melibatkan interaksi antara anak dan kelompoknya atau orang remaja dimana tujuan utamanya ialah pencapaian tujuan hubungan timbal balik antara anak dan orang remaja secara positif.
Berdasarkan beberapa pendapat mahir di atas maka sanggup disimpulkan bahwa keterampilan sosial ialah kemampuan kompleks (meliputi berinteraksi, mempertahankan, atau menghilangkan sikap sosial) yang mempunyai dimensi kognitif dengan hasil keluaran sosial yang penting dalam situasi tertentu.
Keterampilan sosial juga sebuah alat yang terdiri dari kemampuan berinteraksi, berkomunikasi secara efektif baik secara lisan maupun nonverbal, kemampuan untuk sanggup memperlihatkan sikap yang baik, serta kemampuan menjalin hubungan baik dengan orang lain dipakai seseorang untuk sanggup berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan oleh sosial.
Perbedaan keterampilan sosial dan kompetensi sosial
Keterampilan sosial seringkali dianggap sama dan dipakai secara bergantian dengan kompetensi sosial, namun bergotong-royong keterampilan sosial mempunyai perbedaan yang signifikan dengan kompetensi sosial.
Hops (1983) dalam Santrock menciptakan perbedaan antara dua konsep ini biar menjadi jelas, yaitu :
Kompetensi ialah sebuah istilah kata untuk mereflesikan evaluasi sosial wacana kualitas umum dari evaluasi seorang individu pada situasi tertentu. Konsep keterampilan sosial dari perspektif sikap didasarkan pada perkiraan bahwa identifikasi sikap dilandasi dari kompetensi sikap sosial.Dari pendapat perbedaan konsep antara kompetensi dan keterampilan sosial terletak pada evaluasi dan identifiakasi perilakunya. Cavell (1990) dalam Santrock memperlihatkan sebuah model yang menggambarkan kompetensi sosial sebagai suatu konstruk multi level yang terdiri dari pembiasaan sosial, kinerja sosial, dan keterampilan sosial.
Keterampilan dan kinerja sosial dari dalam diri anak sendiri diharapkan tapi juga harus dilihat dari kaitannya dengan pembiasaan diri anak tersebut. Hal itu menjadi tujuan-tujuan pencapaian yang penting dalam proses perkembangan.
Schloss, Schlos, Wood, and Kiehl (1986) memberikan batasan dari definisi secara umum bahwa keterampilan sosial bermacam-macam jenisnya berdasarkan kronologis usia dan perkembangan tingkatannya, dan beberapa macam definisi yang berorientasi pada hasil yang luas termasuk respon maladaptif atau antisosial serta sikap yang diinginkan.
Keterampilan sosial bisa didefinisikan sebagai sikap spesifik yang sanggup dijelaskan dalam cara yang memungkinkan observasi yang handal dan memperhatikan umur subjek dalam konteks sosial spesifik untuk menjadi materi pertimbangan.
Dari beberapa pendapat tersebut maka sanggup disimpulkan bahwa perbedaan antara keterampilan sosial dan kompetensi sosial diantaranya terletak pada.
1. Penilaian dan identifikasi perilaku
Kompetensi sosial lebih menekankan pada evaluasi sikap anak pada level perkembangan tertentu sehingga anak harus bisa mencapai kompetensi sosial pada level perkembangannya. Sementara untuk keterampilan sosial lebih menekankan pada identifikasi sikap anak yang menyesuaikan pada tahap perkembangannya. Misalnya pada tahap perkembangan ke berapa anak sudah bisa melaksanakan sikap tertentu
2. Konstruk multi level dan sikap yang spesifik
Kompetensi sosial merupakan konstruk multi level yang terdiri dari pembiasaan sosial, kinerja sosial, dan keterampilan sosial jadi keterampilan sosial berada dalam kompetensi sosial. Sementara keterampilan sosial ialah ciri-ciri sikap tertentu yang sanggup dijelaskan dengan mengamati anak berdasarkan kronologis usia dan perkembangan tingkatannya.
Cartledge, G. & Milburn, J.F. (1995). Teaching social skill to children and youth. Boston: Allyn and Bacon.
Santrock, John W. (2011). Child Development. New York: Mc Graw- Hill International Edition.
Komentar
Posting Komentar